Tinjauan pustaka
- Definisi 1.), 2.)
Penyakit Tuberkulosis / TBC adalah penyakit infeksi menular yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis. 1.)
Menurut Hippocrates penyakit ini disebut phtisis, yang dalam bahasa Yunani kuno berarti mengurusnya tubuh secara progresif. Lalu Hippocrates menguraikan gejalanya yang mencakup batuk, batuk darah, panas dan diare. Dulu, Hippocrates menganggap penyakit ini adalah penyakit keturunan. Sampai Villemin (1827-1829) membuktikan secara ilmiah bahwa TB adalah penyakit menular. 2.)
- Epidemiologi 3.), 5.), 6.)
Walaupun pengobatan TB yang efektif sudah tersedia, tapi TB masih tetap menjadi masalah kesehatan dunia yang utama. Sehingga WHO mendeklarasikan TB sebagai Global Helath Emergency pada bulan Maret 1993. Sebagian besar dari kasus TB ini (95%) dan kematiannya (98%) terjadi di Negara-negara berkembang. 3.)
Survei prevalensi TBC yang dilakukan di enam propinsi pada tahun 1983-1993 menunjukkan bahwa prevalensi TBC di Indonesia berkisar antara 0,2 – 0,65%. Sedangkan menurut laporan Penanggulangan TBC Global yang dikeluarkan oleh WHO pada tahun 2004, angka insidensi TBC pada tahun 2002 mencapai 555.000 kasus (256 kasus/100.000 penduduk), dan 46% diantaranya diperkirakan merupakan kasus baru. Perkiraan prevalensi, insidensi dan kematian akibat TBC dilakukan berdasarkan analisis dari semua data yang tersedia, seperti pelaporan kasus, prevalensi infeksi dan penyakit, lama waktu sakit, proporsi kasus BTA positif, jumlah pasien yang mendapat pengobatan dan yang tidak mendapat pengobatan, prevalensi dan insidens HIV, angka kematian dan demografi.
Dari data tahun 1997-2004 terlihat adanya peningkatan pelaporan kasus sejak tahun 1996. Yang paling dramatis terjadi pada tahun 2001, yaitu tingkat pelaporan kasus TBC meningkat dari 43 menjadi 81 per 100.000 penduduk, dan pelaporan kasus BTA positif meningkat dari 25 menjadi 42 per 100.000 penduduk. Sedangkan berdasarkan umur, terlihat angka insidensi TBC secara perlahan bergerak ke arah kelompok umur tua (dengan puncak pada 55-64 tahun), meskipun saat ini sebagian besar kasus masih terjadi pada kelompok umur 15-64 tahun. 5.)
Organisasi kesehatan dunia memperkirakan bahwa sepertiga populasi dunia (2 triliyun manusia ) terinfeksi dengan Mycobakterium tuberculosis. Angka infeksi tertinggi di Asia Tenggara, Cina, India, Afrika, dan Amerika latin. 6.)
- Etiologi 4.), 7.)
Penyakit TB disebabkan oleh kuman Mycobacterium Tuberculosis atau disebut juga basil dari Koch
Kuman ini berbentuk batang agak sulit untuk diwarnai, sulit untuk dihapus dengan zat asam. Oleh karena itu disebut juga sebagai kuman batang tahan asam (BTA). Sifat tahan asam Mycobacterium adalah karena sifat dinding sel yang tebal yang terdiri dari lapisan lilin dan lemak yang terdiri dari asam mikolat. Mycobacterium tidak dapat diwarnai dengan gram, namun jika berhasil diwarnai maka hasilnya adalah positif Gram. 4.)
Mycobacterium tuberculosis pertama kali dideskripsikan pada tanggal 24 Maret 1882 oleh Robert Koch. 7.)
- Patogenesis 1.)
Masuknya kuman Mycobacterium tuberculosis kebanyakan melalui inhalasi droplet. Namun, bisa juga melalui saluran pernapasan, saluran pencernaan dan luka terbuka pada kulit. Droplet yang masuk berasal dari droplet orang yang terinfeksi yang mengandung kuman-kuman basil tuberkel.
Basil tuberkel pertama-tama akan masuk secara inhalan, kemudian mengikuti saluran pernapasan. Sesampainya basil di dalam ruang alveolus, basil ini akan membangkitkan reaksi peradangan. Leukosit polimorfonuklear tampak pada tempat tersebut dan memfagosit bakteri namun tidak membunuh organisme tersebut. Sesudah hari-hari pertama, leukosit akan digantikan oleh makrofag. Alveoli yang terserang akan mengalami konsolidasi, dan timbul pneumonia akut. Pneumonia selular ini dapat sembuh dengan sendirinya, sehingga tidak ada yang tertinggal, atau proses dapat berjalan terus, dan bakteri terus difagosit atau berkembang biak didalam sel. Basil juga menyebar melalui getah bening menuju ke kelenjar getah bening regional. Makrofag yang mengadakan infiltrasi menjadi lebih panjang dan sebagian bersatu sehingga membentuk sel tuberkel epiteloid, yang dikelilingi oleh limfosit. Reaksi ini biasanya membutuhkan waktu 10-20 hari.
Nekrosis bagian sentral lesi memberikan gambaran yang relatif padat dan seperti keju disebut nekrosis kaseosa. Daerah tersebut dan jaringan granulasi di sekitarnya akan menimbulkan reaksi yang berbeda. Jaringan granulasi menjadi lebih fibrosa, membentuk jaringan parut kolagenosa yang akhirnya akan membentuk suatu kapsul yang mengelilingi tuberkel.
- Klasifikasi 3.)
- Pembagian secara patologis
i. Tuberkulosis primer
ii. Tuberkulosis post-primer
- Pembagian secara aktivitas radiologis Tuberkulosis paru
i. Aktif
ii. Non-aktif
- Pembagian secara radiologis
i. Tuberkulosis minimal
ii. Moderately advanced tuberculosis
iii. Far advanced tuberculosis
- Manifestasi Klinis 3.), 8.)
- Demam
Biasanya subfebril menyerupai demam influenza. Serangan demam hilang timbul, sehingga pasien merasa tidak pernah terbebas dari serangan demam.
- Batuk
Batuk terjadi karena adanya iritasi pada bronkus. Sifat batuk dimulai dari batuk kering (non-produktif) kemudian setelah timbul peradangan menjadi batuk produktif. Keadaan akan berlanjut menjadi batuk darah jika ada pembuluh darah yang pecah.
- Sesak napas
Pada awalnya sesak napas tidak akan terlalu dirasakan oleh pasien. Keluhan sesak napas baru akan ada pada pasien dengan penyakit yang lanjut/kronis yang infiltrasinya sudah meliputi setengah bagian paru-paru
- Nyeri dada
Merupakan gejala yang jarang. Namun dapat timbul jika infiltrasi radang sudah sampai ke pleura sehingga menimbulkan pleuritis
- Malaise
Berupa anoreksia tidak ada napsu makan, badan makin kurus, sakit kepala, meriang, nyeri otot, keringat malam, dll.
Gejala umum TBC pada anak: 8.)
· Berat badan turun selama 3 bulan berturut-turut tanpa sebab yang jelas, dan tidak naik dalam 1 bulan meskipun sudah mendapatkan penanganan gizi yang baik (failure to thrive).
· Nafsu makan tidak ada (anorexia) dengan gagal tumbuh dan berat badan tidak naik (failure to thrive) dengan adekuat.
· Demam lama/berulang tanpa sebab yang jelas (bukan tifus, malaria atau infeksi saluran nafas akut), dapat disertai keringat malam.
· Pembesaran kelenjar limfe superfisialis yang tidak sakit. Biasanya multipel, paling sering didaerah leher, ketiak dan lipatan paha (inguinal).
· Gejala-gejala dari saluran nafas, misalnya batuk lama lebih dari 30 hari (setelah disingkirkan sebab lain dari batuk), tanda cairan di dada dan nyeri dada.
· Gejala-gejala dari saluran cerna, misalnya diare berulang yang tidak sembuh dengan pengobatan diare, benjolan (
- Pemeriksaan Laboratorium 2.), 3.)
- Darah à tidak sensitif dan tidak spesifik
Awal aktif à leukosit meninggi dengan hitung jenis pergeseran ke kiri. Limfosit dibawah normal. LED mulai meningkat. Mulai sembuh à leukosit kembali normal dan jumlah limfosit masih tinggi. LED mulai turun kearah normal lagi.
Tes tuberkulin / Tes Mantoux pada penderita TB akan positif (bila diameter indurasinya 10-14mm pada hari ketiga atau keempat dengan dosis PPD 5 TU intrakutan)
- Sputum à penting untuk menegakkan diagnosis pasti
- Pemeriksaan Penunjang
Foto Rontgen:
Pada awal penyakit gambaran radiologi yang ditemukan tidak khas. Namun dapat terlihat infiltrat di seluruh bagian paru namun kelamaan akan merlokalisis di daerah apex paru. Kemudian akan diikuti dengan pelebaran hilus. Pada keadaan lanjut akan terlihat kaverna-kaverna.
- Penatalaksanaan 3.)
- Obat primer
i. Isoniazid
ii. Rifampisin
iii. Pirazinamid
iv. Streptomisin
v. Etambutol
- Obat sekunder
i. Kanamisin
ii. PAS / Para Amino Salicylic acid
iii. Tiasetazon
iv. Etionamid
v. Protionamid
vi. Dll
Kombinasi obat yang digunakan:
- INH + Rifampisin + Streptomisin / Etambutol / Pirazinamid setiap hari à fase initial (1-2 bulan)
- INH + Rifampisin / Etambutol / Streptomisin à fase lanjut (2-3x seminggu selama 4-7 bulan)
Selain penatalaksanaan dengan obat-obatan, perlu juga diperhatikan mengenai:
- Lingkungan tempat tinggal
- Kesehatan diri dan lingkungan
- Gaya hidup
- dll
DAFTAR PUSTAKA
- Price, Sylvia A, dkk. Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-proses Penyakit. Jakarta: EGC, 2006
- Danusantoso, Halim. Buku Saku Ilmu Penyakit Paru. Jakarta: Hipokrates. 2000
- Sudoyo, Aru W, dkk. Buku Ajar: Ilmu Penyakit Dalam. Jilid 2. Ed. IV. Jakarta: Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI. 2006
- Syahrurachman, Agus, dkk (Staf pengajar FKUI). Buku Ajar: Mikrobiologi Kedokteran. Ed.Revisi. Jakarta: Binarupa Aksara.1994
- http://tbcindonesia.or.id/tb/index.php?articleid=55&pathid=000100150017
- http://fkuii.org/tiki-index.php?page=Tuberculosis3
- http://id.wikipedia.org/wiki/Mycobacterium_tuberculosis
- http://tbcindonesia.or.id/tb/index.php?articleid=6&pathid=00030052
Tidak ada komentar:
Posting Komentar